Sabtu, 17 Oktober 2009

TUGAS RESENSI

JUDUL BUKU : JURNALISTIK TERAPAN : PEDOMAN KEWARTAWANAN & PENULISAN
PENGARANG : ASEP SYAMSUL M. ROMLI
PENERBIT : BATIC PRESS BANDUNG
EDISI : CETAKAN III/AGUSTUS 2005
HALAMAN : 142 HALAMAN

Buku ini jelas sekali banyak manfaatnya bagi kita yang berkecimpung di dunia komunikasi, gambaran tentang dunia jurnalistik dikupas disini dari mulai definisi, komponen, konsep kerja, manajemen kerja, bahasa, cara menulis berita, kode etik, pedoman untuk penerbitan dan sebagainya. Bahkan saya tertarik pada jurnalistik Islami.
Jurnalistik Islami disamping berpedoman pada kode etik secara umum tapi berpedoman dan merujuk pada aktivitas yang bernafaskan Islam yang meliput, mengolah dan menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai Islam.
Suatu media dakwah penyebaran agama bagi umat muslim. subhanalloh..
Tapi pembahasan tentang Jurnalistik dan Pers Islami kurang terperinci , padahal ilmu dnan teorinya serta sumbernya sangat kami butuhkan apalagi kita menimba ilmu di Universitas Islam.Terima kasih pak Asep Syamsul M. Romli.


Minggu, 13 September 2009

tugas komunikasi

FILM SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI UNTUK MEMPENGARUHI MASSA

Seiring dengan dinamika perkembangan jaman, dimana informasi dan teknologi saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan, adanya informasi dan hiburan yang baik dan bermutu sangat diperlukan bagi setiap individu. Informasi dan hiburan saat ini hampir mutlak diperlukan namun untuk mendapatkannya kebanyakan hanya mendapatkan salah satunya saja, artinya apabila individu ingin mendapatkan informasi dan hiburan dari berbagai media secara bersama dikatakan hampir tidak mungkin, contoh apabila seorang membaca koran, atau majalah ia hanya mendapatkan informasi dan sedikit sekali hiburannya, sedangkan apabila ia menonton film ia hanya akan mendapatkan hiburan sedangkan informasi yang diterima dari film tersebut sangat sedikit sekali.

Namun film atau sinetron mempunyai peran lebih dibandingkan media lain yang dapat ditingkatkan lebih baik lagi,

“....sebagai media komunikasi, film mengenal beberapa fungsii komunikasi yaitu hiburan, pendidikan, penerangan, mempengaruhi dan sosialisasi...” (Susanto, 1980:63)

Dari segi komunikasi, film jelas merupakan salah satu media komunikasi yaitu komunikasi massa.

Dari mulai diperkenalkannya kumpulan foto yang tersusun hingga menghasilkan rentetan gambar yang berhubungan oleh Lumiere sampai muncul kamera film pertama oleh Thomas Alva Edison, dunia film menjadi salah satu alat komunikasi massa yang baik sebelum munculnya media televisi.

Dalam perjalanan dunia film indonesia memang sudah sejak jaman penjajahan Belanda yaitu semenjak diproduksinya film Eulis Acih dan Loetoeng Kasarung pada tahun 1927, yang sampai saat ini dianggap produksi pertama film Indonesia ( Sarjono, 1969;5) bangsa kita mengenal film sebagai alat propaganda penjajah maupun sebagai media hiburan. Selanjutnya dalam perkembangannya film hanya dijadikan sebagai sarana hiburan yang kurang nilai informasinya, banyak disebabkan oleh banyaknya produksi film yang asal jadi yang tidak diimbangi dengan mutu dan kualitas yang baik, dari segi kreatifitas dan sumber daya manusianya

Hal ini memang terjadi beberapa tahun yang lalu dimana dunia perfilman Indonesia sempat jatuh pada tingkat paling bawah, baik dari segi produksi maupun dari segi kreatifitas.

sejarah film Indonesia pernah mencatat pada rentang tahun 1960 sampai 1970, produksi film Indonesia mencapai 200 judul setahun merupakan rekor tertinggi produksi film indonesia dan juga munculnya film-film yang bermutu tinggi yang dapat berbicara banyak di tingkat internasional. ( Sarjono,1969;7)

Namun film-film tersebut hanya film-film berjenis cerita, Film yang didistribusikan sebagai barang dagangan dan diperuntukan untuk publik dimana saja. (Effendy,1984:211)

Film cerita sebagai salah satu dari jenis fim dianggap oleh masyarakat awam sebagai satu-satunya jenis film. Jenis-jenis film yang biasa diproduksi untuk berbagai keperluan antara lain Film dokumenter, Film cerita pendek, Film cerita panjang, Film profil perusahaan, Iklan televisi, Program televisi dan Video klip ( Effendy, 2002:12 -14).

Salah satu jenis film yang dapat mencakup dua bidang informasi dan hiburan sekaligus adalah film dokumenter. Sebagai salah satu jenis dari film, film dokumenter mempunyai nilai lebih dibanding dengan jenis film lainnya.

Namun saat ini masyarakat cenderung untuk memilih program televisi dalam hal ini film layar kaca atau serial drama , dalam dunia pertelevisian serial drama yang lebih dikenal dengan sinetron saat ini banyak digandrungi masyarakat.

Tokoh, cerita, informasi sampai ke fashion yang terjadi dalam masyarakat menjadi topik atau ukuran dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini mempunyai pengaruh besar terhadap komunkasi massa.

Di dunia pertelevisian Indonesia film layer kaca sudah menjadi tren para pembuatnya, karena para pembuat sinetron bisa bereksperimen dan belajar tentang banyak hal, bisa dilihat dari banyaknya flm layer kaca dlam hal ini sinetron atau serial drama yang disiarkan di saluran televisi seperti program Cinta Fitri, Inayah, Dewi dan program sinetron komedi seperti Suami-suami Takut Istri, Bukan suoerstar ataupun program sinetron Ramadahan yang memang mengkhususkan diri dalam penayangan sinetron dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

Ketika dunia perfilman indonesia sedang jatuh film layar kaca Indonesia memang belum bisa berbuat banyak tidak seperti jenis film lainnya, pertelevisian Indonesia diisi dengan film-film dari luar seperti serial film India, Telenovela dan yang lainnya. Hal ini ada anggapan Indonesia hanya bisa di produksi oleh orang asing, yang memang kerap kali memproduksinya.

Kemajuan film serial drama televisi Indonesia beberapa tahun ini membuat banyak pihak yang peduli tentang kemajuan film Indonesia membuat berbagai macam program untuk memasyarakatkan film, terbukti sekarang dunia perfilman indonesia mulai berkembang lagi pertama kali dengan boomingnya filn Ada Apa dengan cinta, Ayat-ayat cintar, Naga Bonar jadi dua sampai yang terakhir Ketika cinta Bertasbih.

Dalam perkembangannya film layar lebar dan layar kaca ini menjadi media informasi sehingga dapat menjalankan komunikasi secara baik karena mencakup fungsi komunikasi yaitu to inform (menginformasikan), to educate (mendidik), to enterain (menghibur) dan to influence (mempengaruhi).

Bagaimana pengaruh komunikasi film layar lebar dan layar kaca terhadap masyarakat yang menikmatinya ?

Teori Komunikasi

The Osgood and Scrhamm Circular Model ( Model Sirkular Osgood dan Schramm.

Jika model Shannon and Weaver merupakan proses linear, model Osgood dan Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi, sesuai pada gambar berikut:

Message

Encoder Encoder

Interpreter Interpreter

Decoder Decoder

Message

Perbedaan lainnya adalah apabila Shannon – Weaver menitik beratkan perhatiannya kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima, Osgood dan Schramm menitikberatkan pembahasan pada pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi.

Pada Osgood dan Schramm ditunjukan pula fungsinya yaitu dua pihak digambarkan berperilaku sama, yaitu encoding atau menjadi decoding atau sandi terbalik, dan interpreting atau tafsirannya. hal hampir sama dengan Shannon dan Weaver yang mempunyai fungsi sisi transmitting (pengiriman) dan receiving dari proses.

Pesan atau gambaran yang disampaikan atau disajikan dalam film bisa langsung dinikmati bahkan dalam kehidupan nyata bisa dipraktekan, baik karakteritik pemain ataupun fashion pemain itu sendiri. Sebagai contoh ketika booming sinetron yang diperankan pemain cilik "Baim" semua pakaian anak meniru pakaian yang dipakai "Baim". atau bisa sebaliknya film dibuat dari kehidupan dunia nyata seperti adanya kasus "Manohara" dibuat film layar kaca yang hampir mirip dengan kehidupan "manohara" buktinya Isabella, Manohara dan sebagainya.

Film sebagai alat komunikasi

Merupakan suatu kombinasi antara usaha penyampaian pesan melalui gambar bergerak, pemanfaatan teknologi kamera, warna dan suara. Unsur-unsur tersebut dilatar belakangi oleh suatu cerita yang mengandung suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sutradara kepada khalayak film. (Susanto, 1980:60)

Unsur-unsur dari film

Meliputi: pencarian ide, script development, penulisan proposal penelitian, penelitian, penulisan skenario, pra produksi, produksi dan post produksi.

Daya tarik film

Daya tarik film adalah realita kehidupan yang ditampilkan secara nyata ke dalam media film hingga dapat menyampaikan pesan dan kesan yang diinginkan oleh sutradara.

Antara film dan kehidupan realita massa sangat erat sekali hubungannya, terkadang film dibuat gambaran dari kehidupan realita masyarakat, atau sebaliknya kehidupan realita masyarakat ini timbul akibat pengaruh dari film itu sendiri.

Daftar Pustaka

Dewan Film Nasional. 1980, Pedoman Pembinaan Sektoral Bidang Produksi, Peredaran / Pemasaran, dan Dana Pembinaan Perfilman Nasional, Dewan Film Nasional, Jakarta.

Effendy, Onong Uchjana. 1984, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,

P.T Remaja Rosdakarya, Bandung.

Verkyl.J. terj Nainggolan. G. M. A. 1958 , Film Dan Bioskop, Badan Penerbit Kristen, Jakarta.